Cerita Malam : Tentang Menulis dan Sebuah Permainan Satire
Tadi malam, tepatnya 26 Agustus 2021. Di sebuah pertemuan yang tidak disengajai, saya bertemu dengan beberapa alumni SMA Negeri 1 Sanana dan mulai bernostalgia masa-masa sekolah dan mengobrol berbagai hal termasuk perihal kesibukan dan pekerjaan hingga sampai dimana sebuah pertanyaan itu diarahkan secara spesifik kepada saya. Masih sering menulis?
Saya kemudian menjawab dengan berkata Ya, Alhamdulillah saya masih menulis sampai sekarang ! Bagaimana cara anda menulis artikel? Saya kemudian menjawab dengan sedikit memberi bumbu-bumbu Satire, karena saya tahu dia salah satu pengikut garis keras penguasa "Bupati" dan mungkin telah menjadi salah satu orang kepercayaan Bupati di daerah saya saat ini.
Saya ini tinggal di desa, dengan latar belakang desa yang kualitas jaringan telepon dan internet yang kurang memadai dan itu tentu sangatlah membatasi saya. Dimana jaringan internet merupakan instrumen pendukung dalam hal mencari referensi seperti membaca berita online, jurnal ilmiah, menonton debat lewat YouTube dan lainnya. Namun tenang, semua itu dapat terbantu dengan adanya keinginan dan sebuah upaya untuk menopang aktivitas menulis dibalik keterbatasan-keterbatasan di atas. Walaupun sebenarnya saya masih mengharapkan pemerintah daerah membangun sebuah tower jaringan baru disekitar desa saya.
Saya kemudian melanjutkan dengan berkata, Bagaimanapun menulis itu sebuah keterampilan yang dipengaruhi sekian variabel-variabel sosial didalamnya, maka dengan itu untuk bisa menulis artikel dibutuhkan pengasahan dan pelatihan. Cara terbaik untuk memulai tahapan menulis menurut saya adalah sebagai berikut.
Pertama, sekiranya aktivitas menulis harus dibarengi dengan aktivitas membaca, membaca segala bentuk apa pun yang ada tulisannya. Baik membaca majalah, koran, artikel jurnal buku dan bahkan membaca status postingan orang di media sosial pun perlu dilakukan.
Kedua, menonton sekaligus mendengarkan, sebab terkadang menonton dan mendengarkan percakapan dalam sebuah Film, Berita Televisi dan Debat, membuat seseorang bertambah informasi dan pengetahuan baru yang terselip dalam tayangan tersebut.
Ketiga, mencoba untuk menulis, kenapa ini masuk dalam tahapan memulai aktivitas menulis? Karena saya percaya semua orang bisa untuk menulis sebuah artikel namun sayangnya banyak yang putus asa sebelum mencobanya.
Dibalik semua itu, saya juga percaya bahwa masih banyak talenta muda yang cerdas di daerah ini yang bisa menjadi penulis lebih dari saya yang hanya menulis di blog, mereka bisa menjadi penulis buku novel, buku puisi dan bahkan buku discovery dengan berbagai tema.
Saya kemudian menjawab dengan berkata Ya, Alhamdulillah saya masih menulis sampai sekarang ! Bagaimana cara anda menulis artikel? Saya kemudian menjawab dengan sedikit memberi bumbu-bumbu Satire, karena saya tahu dia salah satu pengikut garis keras penguasa "Bupati" dan mungkin telah menjadi salah satu orang kepercayaan Bupati di daerah saya saat ini.
Saya ini tinggal di desa, dengan latar belakang desa yang kualitas jaringan telepon dan internet yang kurang memadai dan itu tentu sangatlah membatasi saya. Dimana jaringan internet merupakan instrumen pendukung dalam hal mencari referensi seperti membaca berita online, jurnal ilmiah, menonton debat lewat YouTube dan lainnya. Namun tenang, semua itu dapat terbantu dengan adanya keinginan dan sebuah upaya untuk menopang aktivitas menulis dibalik keterbatasan-keterbatasan di atas. Walaupun sebenarnya saya masih mengharapkan pemerintah daerah membangun sebuah tower jaringan baru disekitar desa saya.
Saya kemudian melanjutkan dengan berkata, Bagaimanapun menulis itu sebuah keterampilan yang dipengaruhi sekian variabel-variabel sosial didalamnya, maka dengan itu untuk bisa menulis artikel dibutuhkan pengasahan dan pelatihan. Cara terbaik untuk memulai tahapan menulis menurut saya adalah sebagai berikut.
Pertama, sekiranya aktivitas menulis harus dibarengi dengan aktivitas membaca, membaca segala bentuk apa pun yang ada tulisannya. Baik membaca majalah, koran, artikel jurnal buku dan bahkan membaca status postingan orang di media sosial pun perlu dilakukan.
Kedua, menonton sekaligus mendengarkan, sebab terkadang menonton dan mendengarkan percakapan dalam sebuah Film, Berita Televisi dan Debat, membuat seseorang bertambah informasi dan pengetahuan baru yang terselip dalam tayangan tersebut.
Ketiga, mencoba untuk menulis, kenapa ini masuk dalam tahapan memulai aktivitas menulis? Karena saya percaya semua orang bisa untuk menulis sebuah artikel namun sayangnya banyak yang putus asa sebelum mencobanya.
Dibalik semua itu, saya juga percaya bahwa masih banyak talenta muda yang cerdas di daerah ini yang bisa menjadi penulis lebih dari saya yang hanya menulis di blog, mereka bisa menjadi penulis buku novel, buku puisi dan bahkan buku discovery dengan berbagai tema.
Asalkan pemerintah daerah benar-benar membangun sumber daya manusia yang dimiliki dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan menunjang kebutuhan pendidikan dengan memperbanyak perpustakaan daerah dan melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan sehingga kebiasaan-kebiasaan bertutur kita tergantikan dengan budaya menulis.
Dengan begitu sejarah tentang daerah, sejarah tentang kita akan dapat dibaca orang-orang di masa depan. Lagi-lagi sebuah Satire.
Sumber https://www.atomenulis.com/
Posting Komentar untuk "Cerita Malam : Tentang Menulis dan Sebuah Permainan Satire"