Landasan Pemikiran Empirisme David Hume
David Hume dikenal sebagai seorang filsuf Skotlandia yang lahir pada tanggal 17 Mei 1711 di Edinburgh, dan meninggal tepat pada tanggal 25 Agustus 1776 di Kota kelahirannya (Edinburgh).
Berkaitan dengan pemikirannya David Hume terkait empirisme terungkap dalam kalimatnya yaitu, 'saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya'. Atas dasar itulah terlihat bahwa Hume memandang semua pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan, yang disebutnya sebuah impreision atau kesan yang di sistematiskan hingga menjadi sebuah pengetahuan (epistemologi).
Pemikiran Hume juga dikenal sebagai sebuah usaha analisis agar empirisme bisa di rasionalisasi kan terutama dalam bagian kemunculan ilmu pengetahuan (epistemologi) yang di dasarkan pada observasi atau pengamatan dan uji coba eksperimental, yang dimana memunculkan kesan-kesan, kemudian mengadakan pengertian-pengertian hingga akhirnya menghasilkan sebuah pengetahuan.
Dengan demikian, epistemologi Hume sendiri berdasarkan atas empirisme yaitu bahwa seluruh pengetahuan ditemukan dari pengalaman dan sebab itu, tidak boleh ada yang diluar dari itu. karena baginya, ilmu pengetahuan terkait manusia adalah satu-satunya fondasi solid bagi ilmu pengetahuan lainnya. Maka ilmu pengetahuan tentang manusia ini harus didasarkan kepada pengalaman dan observasi.
Pada dasarnya pemikiran Hume berangkat dari tradisi empirisme John Locke, dimana Locke berpendapat bahwa, Ide berasal dari sensasi dan refleksi karena baginya pikiran adalah sebuah kertas kosong tanpa ide kemudian diisi dengan pengalaman dan dari pengalamanlah pengetahuan kita didirikan.
Terkait semua pemikirannya diatas ini, Hume menyatakan bahwa, 'Tidak ada satu pun yang benar-benar ada di dalam pikiran manusia kecuali Persepsi'. Dengan kata lain, persepsi adalah satu-satunya eksistensi yang dapat diketahui secara pasti. karena persepsi akan segera muncul melalui kesadaran manusia yang dinamakan pikiran. Terima kasih. Sumber https://www.atomenulis.com/
Berkaitan dengan pemikirannya David Hume terkait empirisme terungkap dalam kalimatnya yaitu, 'saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya'. Atas dasar itulah terlihat bahwa Hume memandang semua pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan, yang disebutnya sebuah impreision atau kesan yang di sistematiskan hingga menjadi sebuah pengetahuan (epistemologi).
Pemikiran Hume juga dikenal sebagai sebuah usaha analisis agar empirisme bisa di rasionalisasi kan terutama dalam bagian kemunculan ilmu pengetahuan (epistemologi) yang di dasarkan pada observasi atau pengamatan dan uji coba eksperimental, yang dimana memunculkan kesan-kesan, kemudian mengadakan pengertian-pengertian hingga akhirnya menghasilkan sebuah pengetahuan.
Dengan demikian, epistemologi Hume sendiri berdasarkan atas empirisme yaitu bahwa seluruh pengetahuan ditemukan dari pengalaman dan sebab itu, tidak boleh ada yang diluar dari itu. karena baginya, ilmu pengetahuan terkait manusia adalah satu-satunya fondasi solid bagi ilmu pengetahuan lainnya. Maka ilmu pengetahuan tentang manusia ini harus didasarkan kepada pengalaman dan observasi.
Pada dasarnya pemikiran Hume berangkat dari tradisi empirisme John Locke, dimana Locke berpendapat bahwa, Ide berasal dari sensasi dan refleksi karena baginya pikiran adalah sebuah kertas kosong tanpa ide kemudian diisi dengan pengalaman dan dari pengalamanlah pengetahuan kita didirikan.
Hume kemudian melanjutkan dengan berkata bahwa Ide baru muncul setelah Kesan, yaitu ketika indera menyerap objek material diluar pikiran seseorang manusia, dan apabila seorang manusia berpikir diluar daripada pengalamannya maka itu disebut imajinasi.
Kesan sendiri dibedakan menjadi dua yakni Kesan Sensasi dan Kesan Refleksi. Kesan sensasi didefinisikan sebagai suatu yang diserap langsung indra manusia, sehingga manusia dapat merasakan panas, dingin, haus atau lapar, derita atau senang, harum atau bau durian berkulit tajam atau langit berwarna biru dan jenis penglihatan lainnya. Sedangkan Kesan Reflektif melingkupi seluruh yang berkaitan dengan keinginan, hasrat dan emosi yang langsung muncul dalam pikiran manusia sebagai bentuk dari reaksi Kesan Sensasi.
Selebihnya mengenai fondasi sentral terkait cara berpikir manusia, menurut Hume yang membedakannya ialah Persepsi. Dimana Persepsi adalah isi atau elemen penuh dan pelengkap kesadaran manusia, sebab Persepsi merupakan inti dari bangunan dasar dunia mental dan oleh karena itu, persepsi dikatakan sebagai isi totalitas dari pikiran manusia. Jadi, kesadaran manusia tidak lain terdiri dari lipatan-lipatan persepsi, seperti manusia dan seluruh material alam yang tersusun atas atom-atom.
Hume kemudian membedakan pemikiran persepsinya menjadi Obyek Pikiran dan Obyek Eksternal. Dimana obyek Pikiran dimaknai sebagai isi dari kondisi sadar manusia sedangkan obyek eksternal didedikasikan sebagai obyek yang terus menerus terpisah dari pikiran manusia.
Kesan sendiri dibedakan menjadi dua yakni Kesan Sensasi dan Kesan Refleksi. Kesan sensasi didefinisikan sebagai suatu yang diserap langsung indra manusia, sehingga manusia dapat merasakan panas, dingin, haus atau lapar, derita atau senang, harum atau bau durian berkulit tajam atau langit berwarna biru dan jenis penglihatan lainnya. Sedangkan Kesan Reflektif melingkupi seluruh yang berkaitan dengan keinginan, hasrat dan emosi yang langsung muncul dalam pikiran manusia sebagai bentuk dari reaksi Kesan Sensasi.
Selebihnya mengenai fondasi sentral terkait cara berpikir manusia, menurut Hume yang membedakannya ialah Persepsi. Dimana Persepsi adalah isi atau elemen penuh dan pelengkap kesadaran manusia, sebab Persepsi merupakan inti dari bangunan dasar dunia mental dan oleh karena itu, persepsi dikatakan sebagai isi totalitas dari pikiran manusia. Jadi, kesadaran manusia tidak lain terdiri dari lipatan-lipatan persepsi, seperti manusia dan seluruh material alam yang tersusun atas atom-atom.
Hume kemudian membedakan pemikiran persepsinya menjadi Obyek Pikiran dan Obyek Eksternal. Dimana obyek Pikiran dimaknai sebagai isi dari kondisi sadar manusia sedangkan obyek eksternal didedikasikan sebagai obyek yang terus menerus terpisah dari pikiran manusia.
Seperti, Awan, Gunung, Laut, Ikan atau Batu. Obyek eksternal sendiri, hanya dapat diketahui secara langsung atau diulangi untuk dikenal lewat persepsi yang di dalamnya termasuk aneka sensor inderawi, rasa dan kognisi yang dihasilkan melalui tindakan melihat, menilai, mendengar, membenci, mencintai dan berpikir.
Dengan begitu terlihat bahwa Hume menyamakan persepsi dengan substansi, yakni sesuatu yang hadir secara terpisah atau tidak memerlukan hal-hal lain untuk menopang eksistensinya, atau bisa dipahami bahwa persepsi adalah sebuah entitas dalam diri manusia.
Terkait semua pemikirannya diatas ini, Hume menyatakan bahwa, 'Tidak ada satu pun yang benar-benar ada di dalam pikiran manusia kecuali Persepsi'. Dengan kata lain, persepsi adalah satu-satunya eksistensi yang dapat diketahui secara pasti. karena persepsi akan segera muncul melalui kesadaran manusia yang dinamakan pikiran. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Landasan Pemikiran Empirisme David Hume"