Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pandangan Islam Dalam Menangani Problem Sosial

Pada hakekatnya, manusia dianugerahi kehendak bebas atau kemerdekaan memilih dalam rangka menentukan nasib di masa depannya. Artinya, manusia di berikan karunia kesanggupan oleh Tuhan untuk merancang sejarahnya hingga hari akhir sampai dirinya diperhadapkan secara masing-masing pada hari pembalasan.

Masyarakat dalam pandangan Islam memiliki jiwa sebagaimana individu memiliki jiwa dan dibalik perbedaan jiwa kemasyarakatanlah yang menciptakan suatu perbedaan antar kaum. Jika jiwa kemasyarakatan lemah, tentu itu akan menyebabkan lemahnya sistem kehidupan dan menyebabkan musnahnya kehormatan warga masyarakat atau suatu kaum itu.

Problematika di atas ini dikenal dengan istilah Kematian Sosial yang sering kali selalu diawali dengan hadirnya penyakit-penyakit sosial. Dan biasanya sebuah kematian sosial dilatarbelakangi dan ditandai oleh sebuah sikap Tidak Saling Peduli (apatis) masyarakat atau kaum satu dengan yang lainnya, dan berimbas mempengaruhi pola pikir yang kemudian mengakar dan bertransformasi menjadi suatu kewajaran dalam sistem kehidupan masyarakat. 

Selebihnya sikap tidak saling peduli akan memperbanyak orang yang menindas di antara sesamanya. resiko inilah salah satu contoh jika terjadi kematian sosial. Padahal penindasan pada awalnya hanyalah setitik noda di dalam belanga, namun kerena ketidakpedulianlah yang menjadikannya racun di dalam samudera kehidupan. Dengan kata lain, ketidakpedulian telah menjadi sistem masyarakat, dan pada akhirnya tidak ada lagi yang mampu mencegahnya kecuali kehancuran masyarakat itu sendiri.

Pada dasarnya, Islam memandang bahwa kemasyarakatan (sosial) merupakan ciri kemanusiaan yang tidaklah dapat dipisahkan dari kepribadian manusia (personal), sebab karakter beserta jiwa kemasyarakatan bukanlah sesuatu yang baru tumbuh setelah manusia berinteraksi, namun telah ada sejak manusia diciptakan. Maka dari itu Islam berpandangan bahwa seorang manusia memiliki hak memperjuangkan hak kepentingan pribadi yang harus dihormati, akan tetapi individu tersebut juga bertanggungjawab untuk mewujudkan kepentingan bersama.

Dengan kenyataan ini, maka setiap anggota masyarakat diusahakan memiliki sikap tanggung jawab untuk selalu menjaga harga diri dan kehormatan masyarakatnya, dengan begitu terhindar dari kematian sosial. Jika tidak melakukan upaya demikian maka sikap antipati ini sangatlah dikecam karena merupakan sebuah sikap yang melemahkan jiwa kemasyarakatan dan sikap seperti ini "apatis" disetarakan dengan Kemurtadan dalam Islam.

Demi mendorong penyelesaian problem sosial, maka harus dibenarkan keberadaan kaum baru (generasi baru), generasi baru ini adalah kaum yang dicintai dan mencintai Allah SWT, bersikap lemah lembut terhadap sesama manusia, bersikap tegas terhadap kejahatan, berjihad di jalan Allah demi kepentingan manusia, tidak takut melawan kebatilan dan membangun perubahan dalam tatanan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Islam. Terlebih untuk proses pembentukannya harus melibatkan keseluruhan manusia dikarenakan dalam pandangan Islam, manusia diciptakan di muka bumi sebagai khalifah.

Khalifah sendiri dimaknai sebagai pemimpin, pemimpin untuk dirinya sendiri dan bahkan memimpin kepada keseluruhan manusia demi kepentingan bersama. Maka dengan dalil itu, sehingga manusia dalam menjalankan perannya sebagai khalifah tidak dengan berdiam diri melihat perubahan tatanan dan lingkungan masyarakatnya berjalan sendiri tak tentu arah. Tetapi mengambil peran dan menjiwai esensi khalifah dengan berusaha dan berjuang sepenuhnya untuk menciptakan tatanan masyarakat yang berjalan berlandaskan nilai-nilai Islam.


Terakhir, semangat perjuangan inilah yang menjadi bekal dalam berusaha dan berjuang demi perbaikan masyarakat di setiap tempat dan setiap waktu. Terlebih manusia yang memiliki frasa berjuang dengan menjiwai sikap khalifah yang tinggi ini, akan selalu sadar untuk melihat realitas lingkungan sekitarnya dan melakukan perubahan serta perbaikan atas kondisi lingkungannya.

Sumber https://www.atomenulis.com/

Posting Komentar untuk "Pandangan Islam Dalam Menangani Problem Sosial"