Apa itu Moderasi Beragama dan Tujuannya
Secara etimologis, moderasi berasal dari Bahasa Latin moderation, yang berarti ke-sedang-an atau tidak kelebihan dan tidak kekurangan. Dan kata Moderation yang diartikan sebagai penguasaan diri dari sikap sangat berlebihan dan sangat kekurangan. Serta terdapat kata moderator yang berarti pelerai, penengah atau pendamai.
Beragama sendiri merupakan kata sifat yang mengandung makna kepercayaan, keyakinan dan sandaran didalamnya. Dan bilamana keduanya digabungkan antara moderasi beragama maka istilah moderasi beragama dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Maksudnya, moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan.
Terlebih dengan moderasi dalam beragama niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap pemecah belah dalam beragama. Sebab pemahaman moderasi beragama sesungguhnya juga merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional maupun global.
Merujuk dari hasil penelitian Litbang Kementerian Agama tentang, Pengembangan Moderasi Beragama, di lembaga pendidikan keagamaan Islam, Kristen, Hindu dan Buddha, pada tahun 2019 kemarin. Secara signifikan menunjukkan bahwa sikap moderat dalam beragama belum menjadi kesadaran bersama untuk dijadikan modal dasar menginisiasi dan membangun relasi sosial keagamaan yang jauh lebih erat dan produktif, baik untuk tujuan keagamaan itu sendiri maupun tujuan kebangsaan secara luas.
Berangkat dari hal itu maka moderasi beragama bertujuan sebagai cara menakar segala tindakan-tindakan negatif secara pemahaman maupun gerakan dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan beragama. Secara umum sebagian orang menganggap Wacana moderasi beragama memiliki relasi dan posisi yang penting bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Namun, praktik moderasi beragama belum optimal secara praktikkan secara utuh dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Dengan kata lain, praktek moderasi beragama cenderung diartikulasikan tidak secara utuh dalam cara beragama kita. Hingga pada akhirnya tidak sedikit masyarakat yang menilai bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak teguh pendiriannya, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya.
Untuk itu, kita perlu membangun semangat sebagai masyarakat Indonesia yang beragam ( heterogen ), dan dalam rangka membangun semangat kesadaran heterogenitas masyarakat, kita perlu merefleksi kembali bagaimana dan dengan cara apa kita memperkuat wacana dan praktik moderasi beragama dalam pergaulan sosial di arena digital, dan sekaligus, praktiknya di arena sosial kehidupan riil kita sehari-hari. Sumber https://www.atomenulis.com/
Beragama sendiri merupakan kata sifat yang mengandung makna kepercayaan, keyakinan dan sandaran didalamnya. Dan bilamana keduanya digabungkan antara moderasi beragama maka istilah moderasi beragama dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Maksudnya, moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan.
Terlebih dengan moderasi dalam beragama niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap pemecah belah dalam beragama. Sebab pemahaman moderasi beragama sesungguhnya juga merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional maupun global.
Merujuk dari hasil penelitian Litbang Kementerian Agama tentang, Pengembangan Moderasi Beragama, di lembaga pendidikan keagamaan Islam, Kristen, Hindu dan Buddha, pada tahun 2019 kemarin. Secara signifikan menunjukkan bahwa sikap moderat dalam beragama belum menjadi kesadaran bersama untuk dijadikan modal dasar menginisiasi dan membangun relasi sosial keagamaan yang jauh lebih erat dan produktif, baik untuk tujuan keagamaan itu sendiri maupun tujuan kebangsaan secara luas.
Berangkat dari hal itu maka moderasi beragama bertujuan sebagai cara menakar segala tindakan-tindakan negatif secara pemahaman maupun gerakan dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan beragama. Secara umum sebagian orang menganggap Wacana moderasi beragama memiliki relasi dan posisi yang penting bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Namun, praktik moderasi beragama belum optimal secara praktikkan secara utuh dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Dengan kata lain, praktek moderasi beragama cenderung diartikulasikan tidak secara utuh dalam cara beragama kita. Hingga pada akhirnya tidak sedikit masyarakat yang menilai bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak teguh pendiriannya, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya.
Atau orang yang mempraktikkan paham moderasi beragama cenderung dilabelkan sebagai kaum yang liberal. Lantas, apa itu moderasi beragama ? Tentu upaya untuk mendefinisikan dan pemahaman moderasi beragama menjadi penting , supaya moderasi beragama tidak disalah artikan dan dapat kita praktikkan dalam hidup beragama, berbangsa dan bernegara.
Terlebih jika melihat konteks sosial yang mudah tersinggung dan terprovokasi maka moderasi beragama sangat penting dalam konteks persatuan di Indonesia. Sebab sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan untuk menepis radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan. Termasuk ujaran kebencian dan hoaks, terutama atas nama agama tertentu di Indonesia.
Terlebih jika melihat konteks sosial yang mudah tersinggung dan terprovokasi maka moderasi beragama sangat penting dalam konteks persatuan di Indonesia. Sebab sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan untuk menepis radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan. Termasuk ujaran kebencian dan hoaks, terutama atas nama agama tertentu di Indonesia.
Untuk itu, kita perlu membangun semangat sebagai masyarakat Indonesia yang beragam ( heterogen ), dan dalam rangka membangun semangat kesadaran heterogenitas masyarakat, kita perlu merefleksi kembali bagaimana dan dengan cara apa kita memperkuat wacana dan praktik moderasi beragama dalam pergaulan sosial di arena digital, dan sekaligus, praktiknya di arena sosial kehidupan riil kita sehari-hari.
Posting Komentar untuk "Apa itu Moderasi Beragama dan Tujuannya"